Sumber gambar: twitter.com/Kemdikbud_RI |
Menurut Kemendikbud melalui tweet-nya menguraikan beberapa alasan, yaitu:
- Kartini hidup di zaman dimana prempuan tidak diperlakukan sebagai subjek. Kartini adalah objek. Ia dipingit, padahal ia ingin tetap brsekolah.
- Kartini adalah anak dari Bupati Jepara. Dia pintar dan penurut. Perempuan ningrat yang mampu sekolah di ELS, sekolah favorit pro Belanda.
- Kartini mampu berbahasa Belanda. Banyak membaca koran atau majalah Belanda. Pengetahuannya luas, menembus cakrawala hingga ke Eropa.
- Kartini juga sangat bersemangat melanjutkan sekolahnya ke Eropa. Tapi ia harus tunduk pada tradisi Jawa. Dipingit dan dipaksa menikah.
- Kartini muncul di pentas dunia karena perjuangannya melalui tulisan. Ia menuangkan pikiran, gagasan, bahkan perasaannya dengan tulisan.
- Buku kumpulan surat-surat Kartini itu menggegerkan dunia. Kartini secara politis dimunculkan sebagai tokoh sentral perjuangan perempuan.
- Apa yang dilakukan Kartini adalah "perjuangan" untuk mengisi kejenuhan dan kekosongan waktu. Dia mengajar, menjadikan orang lain terdidik.